Minggu, 04 Desember 2011

Antara Kreativitas dan Plagiatisme dalam puisi KERENDAHAN HATI karya Taufik Ismail

Be The best of Whatever You Are
DOUGLAS MALLOCH’S
If you can’t be a pine on the top of the hill,
Be a scurb in the valley – but be
The best little scurb by the side of the hill;
Be a bush if you can’t be a tree.

If you can’t be a bush be a bit of the grass,
And some highway happier make;
If you can’t be a muskie then just be a bass –
But the liveliest bass in the lake !

We can’t all be captains, we’ve got to be crew,
There’s something for all of us here,
There’s big work to do, and there’s lesser to do
And the task you must do is the near.

If you can’t be a highway then just be a trail,
If you can’t be the sun be a star;
It isn’t by size that you win or you fail –
Be the best of whatever you are !


Kerendahan Hati
TAUFIK ISMAIL
Kalau engkau ta sanggup mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggir jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil, tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Permasalahan mengenai plagiatisme yang dilakukan oleh penyair terkenal Indonesia yaitu Taufik Ismail sangat menggetarkan publik/rakyat Indonesia. Bagaimana tidak? Penyair sekelas Tafuik Ismail dituduh telah melakukan kegiatan yang sangat diharamkan di dunia penulisan karya sastra. Tidak hanya penulisan karya sastra, semua  jenis kegiatan penulisan pun mengharamkan kegiatan plagiatisme. Plagiatisme sendiri adalah suatu kegiatan yang menjiplak karya seseorang dan mengakui jika hasil penjiplakan itu adalah murni dari hasilnya sendiri. Itu sangat dilarang dalam dunia keilmuan. Hal itu dapat dipermasalahkan di meja hukum karena pelanggaran hak cipta.
Menurut pengamatan saya, puisi yang diciptakan oleh Taufik Ismail bukanlah suatu kegiatan plagiatisme, melainkan sebuah karya yang terinspirasi oleh sajak-sajak puisi yang diciptakan Douglas Malloch’s. hasil puisi Kerendahan Hati milik Taufik Ismail tidak menjiplak sama sekali dari karya puisi Douglas Malloch’s. hanya sturktur yang digunakan Taufik Ismail dalam puisinya menyamai puisi ciptaan Douglas Malloch’s. seperti penggunaan diksi “if” dalam puisi Douglas Malloch’s dan penggunaan diksi “jika” dalam puisi Taufik Ismail. Arti dari Bahasa Indonesia if adalah jika. Persoalannya adalah ada pada penggunaan diksi diantara dua puisi tersebut. Dan juga susunan kosakata yang memiliki pengartian yang sama. Namun ada pula penggunaan kata-kata yang sama dengan puisi Douglas Malloch’s. seperti;

Douglas Malloch’s                                    Taufik Ismail
Pine                                                     beringin
Bush                                                    belukar
Grass                                                   rumput
Captain                                                kapten
Crew                                                   awak
Lake                                                    danau
            Secara fakta, proses pembuatan puisi Douglas Malloch’s terlebih dahulu hadir ketimbang dengan hasil karya Taufik Ismail. Secara sekilas pembacaan secara menyeluruh dalam tahap pertama, kita akan berpikir bahwa puisi Taufik Ismail ini benar-benar hasil penjiplakan karya puisi dari Douglas Malloch’s.karena melihat dari sturktur kata dan penggunaan kata-katanya.  Tetapi setelah pembacaan yang berulang-ulang dan menganalisis setiap bait dari masing- masing bait, jelas terlihat bahwa puisi-puisi tersebut berbeda satu sama lain. Secara dari diksi judul, sudah memiliki perbedaan. Jika kita membaca puisi karya Douglas Malloch’s tanpa berpikir mengenai puisi karya Taufik Ismail, kita akan mengetahui secara langsung yang ingin disampaikan dalam puisi karya Douglas Malloch’s tersebut. Karena sajak-sajak yang ia buat disesuaikan dengan judul puisi. Dan sebaliknya. Jika kita membaca puisi karya Taufik Ismail tanpa mengingat puisi karya Douglas Malloch’s, kita akan mengetahui maksud yang ingin disampaikan oleh sang pencipta kepada pembaca. Kita harus tidak lupa dengan judul dari setiap puisi-puisi tersebut. Douglas Malloch’s menciptakan puisi denga judul “Be the best of whatever you are”. Dalam setiap sajaknya bermakna tentang pesan-pesan yang menginginkan seseorang menjadi dirinya sendiri tanpa meniru-niru orang lain. Jadilah dirimu sendiri semampumu. Apapun yang terjadi dan siapapun kamu menjadi, tetaplah menjadi dirimu sendiri. Hal itulah yang ingin disampaikan oleh puisi karya Douglas Malloch’s.
Sedangkan puisi yang ingin disampaikan dari karya Taufik Ismail adalah tentang kerendahan suatu hati yang kita miliki. Judul dari puisi tersebut adalah “kerendahan hati”. Dimana karya puisi tersebut bermakna tentang diri kita yang harus siap menerima apapun yang akan kita capai sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Setelah kita capai apa yang kita dapatkan sesuai dengan kemampuan kita, maka selanjutnya kita harus bisa memberikan hal yang terbaik bagi siapapun yang membutuhkan sesuai yang kita dapatkan dari hasil upaya kita sendiri. Jadilah seseorang yang berfungsi dan berguna bagi orang lain dari apa yang kita dapatkan. Hal itulah yang ingin disampaikan dalam karya puisi Taufik Ismail. Jadi menurut saya puisi karya Douglas Malloch’s dengan Taufik Ismail bukanlah sebuah kasus plagiatisme, melainkan sebuah karya yang mempunyai pemaknaan yang afirmatif bagi setiap pembacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar